This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 27 Desember 2014

ISD BAB 7 MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN


MASYARAKAT PERKOTAAN, ASPEK-ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

Pengertian Masyarakat
Masyarakat (terjemahan dari istilah Society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semiterbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok. Kata 'masyarakat' sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, yakni 'Musyarak'. Lebih jelasnya, Masyarakat adalah sebuah jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas atau masyarakat adalah Suatu komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).

Syarat syarat menjadi masyarakat
1. Adanya dua orang atau lebih dalam suatu kelompok yang bertempat tinggal sama
2. Adanya keasadaran dari merea bahwa mereka dalah satu kesatuan
3. Adanya interaksi sehingga menghasilkan komunikasi yang baik dari setiap anggotanya
4. Membuat atau menciptakan kebudayaan 

Pengertian masyarakat perkotaan dan ciri-cirinya
Masyarakat perkotaan atau Urban Community lebih dikaitkan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang sangat berbanding terbalik dengan masyarakat pedesaan. Berikut adalah ciri-ciri masyarakat Kota:
1. Interaksi yang lebih banyak terjadi, dikarnakan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi
2. Pembagian kerja diantara warga-warga kota lebih tegas dan memiliki batas-batas yang nyata
3. Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan (peluang kerja) di kota lebih besar dari pada didesa 
4. Kehidupan keagamaan di kota kurang nampak dibandingkan kehidupan keagamaan di desa
5. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain

Tipe Masyarakat
Tipe masyarakat terbagi kedalam 2 golongan yaitu:

a. Masyarakat terbuka
Dalam menerima perubahan, pada masyarakat terbuka dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
Dalam tipe masyarakat yang demikian, perubahan yang ada disikapi dengan sikap selektif. Artinya perubahan yang membawa dampak positif bagi nilai-nilai di masyarakat tersebut akan diterima dengan terbuka, sebaliknya perubahan yang dapat merusak norma-norma sosial yang ada ditolak keberadaannya. Masyarakat seperti ini tergolong masyarakat modern.

2. Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
Semua unsur-unsur yang masuk dalam masyarakat dianggap baik dan lebih maju, sehingga perlu diikuti terutama unsur-unsur budaya dari dunia barat. Hal ini karena perkembangan ilmu dan teknologi mereka sangat maju dan cepat perkembangannya. Keadaan ini membuat sebagian masyarakat lupa bahwa semua yang datang dari barat merupakan hal-hal yang modern. Proses menerima semua unsur-unsur barat tanpa seleksi disebut Westernisasi.

b. Masyarakat tertutup
Masyarakat tertutup sulit menerima perubahan. Mereka berpikiran bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka menerima perubahan, namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tidak mau menerimanya sama sekali. Mereka tidak mau bergaul dengan masyarakat luar. Contoh : Masyarakat Papua, masih ada suku-suku yang hampir belum mengalami perubahan, kehidupan mengembara di hutan, mengumpulkan makanan berupa daun-daunan, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan mereka belum menggunakan pakaian.

Perbedaan antara Desa dan Kota
Beberapa perbedaan antara desa dan kota diantaranya yaitu:
1. Lingkungan hidup
2. Mata pencaharian
3. Corak kehidupan sosial
4. Jumlah dan kepadatan penduduk
5. Statifikasi Sosial
6. Mobilitas Sosial
7. Pola Interaksi sosial
8. Solidaritas Sosial
9. Kedudukan dalam hierarki sistem administrasi sosial

Kehidupan masyarakat desa berbeda dengan masyarakat kota. Perbedaan yang paling mendasar adalah keadaan lingkungan yang mengakibatkan dampak terhadap personalitas dan segi segi kehidupan. Kesan masyarakat kota terhadap masyarakat ddesa adalah bodoh, lambat dalam berpokir dan bertindak, serta mudah tertipu dan sebagainya. Kesan seperti ini karna masyarakat kota hanya menilai sepintas saja, tidak banyak tahu dan kurang pengalaman.
Untuk memahami masyarakat pedesaan dan perkotaan tidak mendefinisikan secara universal dan objektif, Tetapi harus berpatokan pada ciri-ciri masyarakat. Ciri-ciri itu ialah adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, ikatan atas dasar dasar unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepensi, adanya norma-norma dan kebudayaan.

Masyarakat pedesaan ditentukan oleh bentuk fisik dan sosialnya. seperti ada kolektifitas, petani iduvidu, tuan tanah, buruh tani, nelayan dan sebagainya.

Masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan masing-masing dapat diperlakukan sebagai sistem jaringan hubungan yang kekal dan penting, serta dapat pula dibedakan masyarakat yang bersangkutan dengan masyarakat lain. Jadi perbedaan atau ciri-ciri kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal dalam hal lingkungan pada umumnya dan orientasi pada alam, pekerjaan, ukuran komunitas, kepadatan penduduk, homogenitas-heterogenitas, perbedaan sosial, mobilitas sosial, interaksi sosial, pengendalian sosial, pola kepemimpinan, ukuran kehidupan, solidaritas sosial, dan nilai atau sistem lainnya.

Hubungan Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah 2 komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar, diantara keduanya memiliki hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. kota tergantung dalam hal memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan. proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan. Mereka biasanya pekerja musiman. pada saat musim tanam mereka sibuk bekerja disawah, bila mulai menyurut mereka menunggu masa panen, mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat yang menang karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.


Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara seperti: :
a. Ekspansi kota ke desa, atau perluasan kawasan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. ini terjadi disemua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
b. Invasi Kota, pembanguanan kota baru seperti misalnya batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaa menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
c. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi.
d. koperasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut lesemuanya diprakasai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

b) Sebab-sebab Urbanisasi
1.) Faktor-faktor yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.) Faktor-faktor yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull factors)
• Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a. Bertambahnya penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.

Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b. Dikota lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri kerajinan.
c. Pendidikan terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125 ).

ASPEK POSITIF DAN NEGATIF
Unsur Lingkungan Perkotaan
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola-pola kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan dan politik. Kesemuanya akan tercermin dalam komponen-komponen yang membentuk stuktur kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan setidaknya mengandung 5 unsur yang meliputi :
·Wisma : unsure ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang. Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
·Karya : unsure ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
· Marga : unsure ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya.
·Suka : unsure ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
·Penyempurna : unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.

B. Fungsi Eksternal
Fungsi Eksternal Kota :
· Pusat kegiatan politik dan administrasi pemerintahan wilayah tertentu
· Pusat dan orientasi kehidupan social budaya suatu wilayah lebih luas
·Pusat dan wadah kegiatan ekonomi ekspor : Produksi barang dan jasa, Terminal dan distribusi barang dan jasa.
· Simpul komunikasi regional/global
· Satuan fisik-infrastruktural yang terkail dengan arus regional/global

Masyarakat Pedesaan
A. Pengertian Desa
Pengertian desa adalah suatu perwujudan geografi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis, pilitik dan budaya di suatu wilayah dalam hubungan dengan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lain.

B. Ciri-ciri Desa
· Desa dan masyarakat memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan alam
· Iklim dan cuaca mempunyai pengaruh besar terhadap petani sehingga warga desa banyak tergantung pada perubahan musim.
·  Keluarga desa merupakan unit sosial dan unit kerja
·  Jumlah penduduk dan luas wilayah desa tidak begitu besar
·  Kegiatan ekonomi mayoritas agraris
·  Masyarakat desa merupakan suatu paguyuban
·  Proses sosial didesa umumnya berjalan lambat
· Warga desa pada umumnya berpendidikan rendah

                   
C. Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan

ciri-ciri masyarakat pedesaan yaitu :
·   Sering menggunakan bahasa daerahnya masing-masing
·   Mementingkan keperluan bersama
·   Menjaga Kerukunan
·   Kehidupannya tradisional
·  Masih terjaga norma kesopanannya

D. Macam-macam pekerjaan gotong royong
Ada beberapa pekerjaan gotong royong yaitu :
·  Kerja bakti untuk membersihkan lingkungan pedesaan
·  Gotong royong memperbaiki jembatan atau jalan raya
·  Gotong royong dalam membuat rumah
·  Gotong royong apabila tetangga ada hajatan
·  Gotong royong untuk piket di sekolah

E. Sifat dan hakikat masyarakat pedesaan
    Masyarakat desa dinilai oleh orang kota sebagai masyarakat damai, masyarakat yang Se-
bagian tidak mementingkan masalah politik mereka hanya mementingkan gimana menikmati hidup dengan kedamaian dengan ekonomi yang sederhana, untuk mereka itu cukup dibanding dengan harus mengatur atau memegang sebuah jabatan. Dan masyarakat pedesaan ini memiliki sifat yang kerja keras untuk mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan kemampauan mereka, hidup dengan ekonomi yang serba kecukupan bukan berarti mereka bodoh atau malas, Masyarakat pedesaan ini memiliki unsur yang tidak dimiliki masyarakat perkotaan yaitu hidup dengan bergotong royong, justru masyarakat perkotaan ini sangat bergantung dengan masyarakat pedesaan karena merekalah yang memproduksi beras, apa jadinya biala didunia ini memiliki pemerintahan yang mayoritas masyarakatnya adalah orang kaya. Fungsi masyarakat pedesaan ini yaitu merka menjadi lumbung bahan mentah dan tenaga kerja.
Masyarakat pedesaan mempunyai sifat yang kaku tapi sangatlah ramah. Biasanya
adat dan kepercayaan masyarakat sekitar yang membuat masyarakat pedesaan masih kaku, tetapi asalkan tidak melanggar hukum adat dan kepercayaan maka masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang ramah.
Pada hakikatnya masyarakat pedesaan adalah masyarakat pendukung seperti sebagai petani yang menyiapkan bahan pangan, sebagai PRT atau pekerjaan yang biasanya hanya bersifat pendukung tapi terlepas dari itu masyarakat pedesaan banyak juga yang sudah berpikir maju dan keluar dari hakikat itu.

F. Macam-macam gejala masyarakat pedesaan


a. Konflik (pertengkaran)

konflik-konflik yang terjadi biasanya berkisar pada masalah sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan gengsi, perkawinan, dan sebagainya.

b. Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

c. Kompetisi (persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan negatif. positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau hasil. Sebaliknya yang negatif bila persaingan ini hanya berhenti pada sifat iri, yang tidak mau berusaha sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah.

d. Kegitan pada Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang diam-diam tanpa aktivitas, tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya adalah sebaliknya. Jadi apabila orang berpendapat bahwa orang desa didorong untuk bekerja lebih keras, maka hal ini tidaklah mendapatkan sambutan yang sangat dari para ahli.

G. Sistem Budaya Petani Indonesia

·  Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup
·  Mereka beranggapan alam itutidak menakutkan jika terjadi bencana
·  Dalam menghadapi alam mereka cukup bekerja sama

H. Unsur-unsur Desa
Mempunyai tiga unsur penting, yaitu :
·  Daerah. meliputi lokasi, luas dan batas wilayah serta penggunaannya
·  Penduduk, berkaitan erat dengan kualitas dan kuantitas penduduk, meliputi jumlah, pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
· Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan pergaulan sesama warga desa, biasanya hubungan antaranggota masyarakat masih sangat erat.

I. Fungsi Desa
Fungsi desa :
·  Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
·  Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
·  Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota
·  Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik Indonesia
Perbedaan Masyarakat Perkotaan dengan Masyarakat Pedesaan

A. Perbedaan masyarakat perkotaan dengan Pedesaan

Pada mulanya masyarakat kota sebelumnya adalah masyarakat pedesaan, dan pada akhirnya masyarakat pedesaan tersebut terbawa sifat-sifat masyarakat perkotaan, dan melupakan kebiasaan sebagai masyarakat pedesaannya.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat kota adalah bagaimana cara mereka mengambil sikap dan kebiasaan dalam memecahkan suata permasalahan.
Karakteristik umum masyarakat pedesaan yaitu masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup bermasyarakat, yang biasa nampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat dicontohkan pada kehidupan masyarakat desa di jawa. Namun dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan serta teknologi dan informasi, sebagian karakteristik tersebut sudah tidak berlaku. Berikut ini ciri-ciri karakteristik masyarakat desa, yang terkait dengan etika dan budaya mereka yang bersifat umum.
1.  Sederhana
2.  Mudah curiga
3.  Menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku didaerahnya
4.  Mempunyai sifat kekeluargaan
5.  Lugas atau berbicara apa adanya
6.  Tertutup dalam hal keuangan mereka
7.   Perasaan tidak ada percaya diri terhadap masyarakat kota
8.   Menghargai orang lain
9.   Demokratis dan religius
10. Jika berjanji, akan selalu diingat
Sedangkan cara beadaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.
Berbeda dengan karakteristik masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan lebih mengutamakan kenyamanan bersama dibanding kenyamanan pribadi atau individu. Masyarakat perkotaan sering disebut sebagai urban community.
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu:
1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa. Masyarakat kota hanya melakukan kegiatan keagamaan hanya bertempat di rumah peribadatan seperti di masjid, gereja, dan lainnya.
2.  orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain
3. di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan agama dan sebagainya.
4. jalan pikiran rasional yang dianut oleh masyarkat perkotaan.
5. interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

Sumber :

Minggu, 21 Desember 2014

ISD BAB 6 PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

PELAPISAN SOSISAL
Pengertian Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapanpun dan didalam kelompok masyarakat manapun, Pelapisan sosial pasti ada.
Pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan didalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang, rendah.
Pelapisan Sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorangmaupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam seperti kekayaan dibidang ekonomi, nilai-nilai sosial serta kekuasaan dan wewenang.

Terjadinya Pelapisan Sosial
1. Terjadi dengan sendirinya
  Proses ini berjalan dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun ornag orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya.
2. Terjadinya dengan kesengajaan
  Sistem pelapisan ini disusun dengan sengaja dijukan untuk mengejar tujuan bersama. Didalam pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini, maka didalam organisasi itu terdapat peraturan sehingga jelas bagi setiap orang yang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam organisasi baik secara vertikal maupun horizontal sistem ini dapat kita lihat misalnya didalam organisasi pemerintahan, organisasi politik, di perusahaan besar.

perbedaan sistem pelapisan dalam masyarakat